Kenapa Demam Bisa Sebabkan Halusinasi, Mimpi Buruk, hingga Benda yang Terlihat Menjadi Besar?
![]() |
Ilustrasi. Demam tinggi dapat ganggu persepsi otak hingga munculkan halusinasi dan mimpi buruk. Sumber: Pixabay/ Myriams-Fotos |
Dapurcantiku.com - Demam tinggi ternyata dapat menyebabkan gangguan persepsi seperti halusinasi, mimpi buruk, hingga ilusi visual.
Kondisi ini sering terjadi pada anak-anak, tetapi orang dewasa juga bisa mengalaminya saat suhu tubuh melonjak tajam.
Meski tampak menyeramkan, gangguan ini umumnya bersifat sementara dan berkaitan langsung dengan mekanisme pertahanan tubuh.
Saat suhu tubuh meningkat secara drastis, sistem saraf pusat menjadi salah satu bagian tubuh yang ikut terdampak.
Demam tinggi umumnya di atas 39 derajat Celsius dan dapat menyebabkan otak mengalami stres metabolik.
Akibatnya, proses komunikasi antar sel saraf menjadi tidak seimbang dan dapat menimbulkan respons yang tidak biasa.
Salah satu respons tersebut adalah gangguan persepsi yang sering disalahartikan sebagai kondisi psikologis berat.
Dilansir dari Inca Berita, halusinasi yang terjadi saat demam dikenal sebagai febrile hallucination, dan biasanya ditandai dengan persepsi palsu terhadap suara, bayangan, atau bentuk.
Anak-anak adalah kelompok yang paling rentan terhadap kondisi ini karena sistem saraf mereka masih dalam tahap perkembangan.
Dalam beberapa kasus, anak akan menggambarkan pengalaman melihat benda membesar atau bentuk wajah yang menyeramkan.
Fenomena ini sering diiringi dengan perasaan takut berlebihan dan kegelisahan yang ekstrem.
Bukan hanya anak-anak, orang dewasa pun bisa mengalami mimpi buruk yang sangat jelas dan membingungkan saat demam.
Hal ini terjadi karena suhu tubuh yang tinggi dapat mengganggu siklus tidur, terutama fase REM (Rapid Eye Movement) yang penting dalam proses mimpi.
Ketika fase tidur terganggu, otak cenderung mengulang fragmen ingatan yang menimbulkan sensasi tidak nyata saat tidur.
Akibatnya, mimpi menjadi tidak teratur, sering menyeramkan, dan bahkan sulit dibedakan dari kenyataan.
Kondisi ini kerap memunculkan perasaan bingung atau bahkan ketakutan ketika terbangun.
Selain itu, fenomena ilusi visual seperti benda yang tampak membesar atau menjauh secara tiba-tiba juga dapat terjadi.
Fenomena ini dikenal dengan nama Alice in Wonderland Syndrome, dan seringkali dipicu oleh demam tinggi, infeksi virus, atau migrain berat.
Pada kasus demam, perubahan suhu tubuh secara mendadak bisa mengacaukan proses interpretasi visual otak.
Akibatnya, persepsi seseorang terhadap ukuran, jarak, atau bentuk objek di sekitarnya menjadi tidak akurat.
Walaupun terdengar menyeramkan, para ahli kesehatan menyatakan bahwa efek ini bersifat sementara dan akan membaik seiring menurunnya suhu tubuh.
Namun demikian, jika halusinasi disertai kejang, kehilangan kesadaran, atau berlangsung dalam durasi panjang, maka perlu segera dilakukan evaluasi medis.
Kondisi tersebut bisa menandakan adanya komplikasi seperti infeksi otak (ensefalitis) atau gangguan neurologis lainnya.
Penting untuk menjaga suhu tubuh tetap stabil ketika seseorang mengalami infeksi atau sedang dalam proses penyembuhan.
Memberikan cairan yang cukup, menggunakan kompres dingin, serta memastikan ventilasi ruangan yang baik dapat membantu mengontrol suhu.
Pemberian obat penurun panas seperti parasetamol juga dapat membantu menekan gejala demam serta mengurangi risiko munculnya halusinasi.
Orang tua juga dianjurkan untuk tetap tenang dan memberikan pendampingan emosional ketika anak menunjukkan gejala ketakutan saat demam.
Ketakutan yang berlebihan justru dapat memperparah stres psikologis anak dan memperburuk kualitas istirahatnya.
Di sisi lain, penting untuk tidak langsung mengasosiasikan gejala halusinasi atau mimpi buruk saat demam sebagai gangguan jiwa.
Pemahaman yang tepat akan penyebabnya dapat membantu keluarga atau pengasuh dalam mengambil tindakan yang sesuai.
Beberapa riset menunjukkan bahwa sistem imun yang sedang bekerja keras melawan infeksi dapat memicu pelepasan zat kimia tertentu di otak seperti sitokin.
Zat ini dapat mempengaruhi fungsi neurotransmitter dan memicu terjadinya gangguan persepsi sementara.
Dalam konteks ini, halusinasi atau mimpi buruk dapat dilihat sebagai bagian dari reaksi sistem pertahanan tubuh terhadap infeksi.
Meski demikian, tetap dibutuhkan pengawasan medis untuk memastikan tidak ada komplikasi lanjutan yang membahayakan kesehatan.
Kesimpulannya, demam memang lebih dari sekadar peningkatan suhu tubuh.
Respons tubuh terhadap infeksi bisa sangat kompleks, termasuk mempengaruhi cara otak bekerja dan memproses informasi.
Gangguan persepsi yang muncul saat demam adalah refleksi dari bagaimana otak merespons tekanan fisiologis dalam tubuh.
Dengan pemahaman dan penanganan yang tepat, kondisi ini dapat diatasi tanpa menyebabkan trauma jangka panjang, baik pada anak maupun orang dewasa.***