Mana Lebih Dominan Dalam Belajar Rekaman Musik? Alat Atau Keahlian?
Daftar Isi
Assalamu’alaikum.
Salah satu hal yang menjadi
pertanyaan dalam sebagian para insan yang tengah belajar rekaman adalah apakah
dalam belajar rekaman musik yang lebih utama adalah alat yang dimiliki atau
kompetensi yang dipelajari?
Terlalu abstrak memang bila kita
fikirkan sendiri, karena perumpaannya mirip dengan lebih dahulu mana antara
ayam dan atau telur.
Nah dari pada ngelantur, lebih
baik kita bahas bersama.
Dalam dunia produksi tak
terkecuali produksi musik, salah satu elemen yang diperhatikan adalah
ketersediaan alat dan kemapuan sumber daya manusia.
Itu artinya alat yang memadai dan
keahlian dalam mengelola alat merupakan satu kesatuan yang sulit dipisahkan.
Kemudian bila kita ambil kontek
“kepentingan”, maka akan timbul pertanyaan. Dominan mana atau mana yang lebih
utama dalam belajar rekaman musik itu? Keahlian atau alat?
Sekali lagi ini adalah sebuah
pemikiran yang terlalu abstrak, sehingga perlu filsafat yang mendalam untuk menjawabnya.
Tapi mari kita simak sebuah pemikiran konsep yang mendekati kebenaran dalam
menjawab pertanyaan yang tengah kita bingungkan ini.
MAN BEHIND GUN
Ini adalah suatu konsep pemikiran
yang boleh jadi mendekati benar. Man
behind gun atau dalam Bahasa Indonesia berartikan Orang dibelakang senjata
merupakan sebuah perumpamaan bahwa manusia atau lebih tepatnya keahlian manusia
harus lebih dominan ketimbang alat.
Manusia dituntut untuk lebih ahli
dari alat atau senjata yang dipergunakan. Hal ini bisa kita analogikan ketika
ada orang yang lihai memakai motor metik 150 cc dengan orang yang baru belajar
menunggangi motor dan langsung memakai motor
sport 700 cc.
Secara sederhana dapat ditebak
bahwa orang yang ahli dalam menggunakan motor metik 150 cc akan lebih lancar
mengendarai motornya ketimbang orang yang baru belajar motor dengan motor
mewahnya.
Nah dari kontek ini ada satu
garis yang bisa ditarik yakni bahwa keahlian lebih dominan dalam belajar
rekaman musik. Catatannya adalah karena keahlian manusia harus lebih baik dari
alat atau mesin. Kasarnya manusia harus bisa mengendalikan alat melalui
keahlian.
Sebagai catatan, konsep ini hanya
berlaku bila kita tengah belajar rekaman musik. Bila kita sudah mulai ahli,
maka kita juga harus memikirkan alat yang mumpuni. Kenapa? Karena ketika lawan
sama-sama ahli, maka yang membedakan adalah alat.
Bila kita kembalikan pada
ilustrasi belajar motor di atas, maka ketika ada dua pengendara yang ahli
mengendari motor. Yang satu menggunakan metik 150 cc dan yang satu motor 700
cc, tentunya sudah bisa tertebak mana yang akan lebih diunggulkan.
Intisari dari pembahasan di atas
adalah, bahwa apabila kita tengah belajar rekaman, maka yang pertama harus kita
fikirkan atau dahulukan adalah kemampuan kita.
Karena kita tidak tahu maka kita
harus tahu, dengan tahu kita menjadi bisa, dan karena bisa kita menjadi ahli.
Akan sedikit mubazir apabila yang didahulukan adalah alat yang mewah namun kita
tidak dapat menggunakannya.
Pesan moralnya adalah kita masih
dapat belajar rekaman musik dan dapat menghasilkan musik yang baik selama kita
memiliki keahlian kendati alat yang dimiliki masih kacangan. Tetapi, bila sudah
mulai tahu dan ingin menaikan kualitas, tentunya alat harus kita tingkatkan
kualitasnya untuk nantinya membantu menunjang hasil dari rekaman kita.
Nah artikel penuh kebingungan ini
kami akhiri sampai disini, semoga bermanfaat dan sampai jumpa.
Wassalamu’alaikum.